
Kisah Asisten Masinis Yang Bertahan Selama 28 Jam Pembajakan Kereta Api di Pakistan
April 4, 2025Majalahbet, Jakarta – Pada pagi yang dingin tanggal 11 Maret, Saad Qamar mengenakan seragam putih dan biru yang menjadi ciri khasnya. Ia mengucapkan selamat tinggal kepada orang tua sebelum meninggalkan rumahnya pukul 07.30 pagi untuk menuju gudang lokomotif Pakistan Railways. Lokasi tersebut hanya berjarak setengah kilometer dari rumahnya. Antrian aktivitas di sekitarnya tampak biasa, dan Qamar pun memulai harinya dengan semangat.
Tugas dan Perjalanan Jaffar Express
Seperti dilansir Al-Jazeera pada 3 April 2025, Qamar, asisten masinis yang berusia 31 tahun, menandatangani formulir tugas sebelum memeriksa lokomotif yang akan dipasangkan pada Jaffar Express. Kereta ini akan melakukan perjalanan sejauh 1.600 km dari Quetta ke Peshawar. Bersama masinis utama Amjad Yasin dan lebih dari 400 penumpang, mereka berangkat tanpa tanda-tanda yang mencurigakan.
Serangan Mengerikan
Saat kereta melintasi pegunungan Bolan, Qamar tiba-tiba mendengar ledakan dahsyat yang menghantam lokomotif. Waktu menunjukkan pukul 12.55 siang, dan naluri mereka sebagai masinis segera menyadari bahwa mereka sedang diserang. Jaffar Express pernah menjadi sasaran serangan sebelumnya, termasuk pada Januari 2023. Kali ini, meski mereka telah mengaktifkan rem darurat, serangan oleh Tentara Pembebasan Balochistan (BLA) menjadi berita utama.
Penyelamatan dan Ketegangan
Setelah dua hari dalam ketegangan, lebih dari 300 penumpang berhasil diselamatkan oleh tentara Pakistan, yang harus melewati baku tembak dengan para pemberontak. Meskipun 21 tentara dan 10 warga sipil tewas, lebih dari 135 penumpang, termasuk Qamar, berhasil dievakuasi. Selama 28 jam di lokasi serangan, Qamar hidup dalam ketidakpastian, berdoa kepada Tuhan sambil dalam keadaan lapar dan kehausan.
Dampak dan Keberanian
Ketika berita yang menegangkan tentang Qamar akhirnya sampai ke keluarganya, ayahnya, Ghulam Sabir, baru mengetahui serangan tersebut setelah mendengar dari teman. Sabir, yang juga seorang mantan masinis, sangat merasa khawatir dan bergegas mencari informasi tentang putranya. Setelah kabar baik bahwa Qamar masih hidup, seluruh keluarganya merasakan kelegaan.
Kesimpulan
Setelah serangan pada Jaffar Express, Saad Qamar kembali bekerja pada 3 April. Meskipun ibunya mendorongnya berhenti, ayahnya mendukungnya untuk melanjutkan tugas. Keputusan Qamar mencerminkan tekad dan dedikasinya terhadap keselamatan penumpang sebagai asisten masinis.
Baca Juga : Pria di Pinrang Sekap dan Perkosa Istri Teman Selama Seminggu
Tips Dan Trick Cara Cuan Dengan Cepat Menggunakan E-Wallet DANA