Kejahatan Seksual di NTT Darurat, 60 Persen Korban Teridentifikasi Anak-anak

Kejahatan Seksual di NTT Darurat, 60 Persen Korban Teridentifikasi Anak-anak

April 11, 2025 0 By majalahbet

Majalahbet, Jakarta – Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Asti Laka Lena, menyatakan bahwa kasus kejahatan seksual di wilayahnya kini berada dalam kondisi darurat. Ia mengungkapkan data yang sangat mencemaskan, di mana sekitar 75 persen narapidana di NTT dipenjara karena kasus kekerasan seksual, dengan 60 persen dari korban adalah anak-anak. “Ini sangat memprihatinkan. Kita bilang ini darurat kekerasan seksual,” ujar Asti usai audiensi dengan Komnas Perempuan dan Komnas HAM di Jakarta pada Kamis, 10 April 2025.

Meningkatnya Laporan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Asti menyampaikan bahwa sepanjang tahun 2024, terdapat sekitar 1.700 laporan kekerasan terhadap perempuan dan anak di 22 kabupaten/kota serta tingkat provinsi. Di tahun 2025 ini, hingga bulan Maret, laporan dari tingkat provinsi telah mencapai lebih dari 140 kasus. Jika tren ini berlanjut, total laporan sepanjang 2025 diprediksi akan menembus angka 600. “Peningkatannya sangat signifikan. Ini harus jadi perhatian bersama,” tegas Asti.

Toko Game Online Terpecaya

Sistem Perlindungan yang Lemah

Koordinator Subkomisi Pemajuan HAM Komnas HAM, Anis Hidayah, menekankan bahwa angka kejadian tersebut mencerminkan lemahnya sistem perlindungan yang ada. Ia mendorong pemerintah daerah untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh. “Angkanya darurat, sehingga pencegahan sangat penting dilakukan,” ungkap Anis.

Kompleksitas Kekerasan Seksual di NTT

Asti menambahkan bahwa kekerasan seksual di NTT merupakan masalah yang kompleks dan melibatkan berbagai sektor. Ia menyoroti peran teknologi digital dalam banyak kasus, serta keterkaitannya dengan kemiskinan dan rendahnya literasi seksual. Aplikasi seperti Michat sering disalahgunakan oleh pelaku untuk menjebak korban, termasuk anak-anak usia SD dan SMP.

Seruan untuk Kerja Bersama

Asti menyerukan perlunya kolaborasi lintas lembaga untuk menghentikan siklus kekerasan seksual di NTT. “Kita mau NTT jadi rumah yang aman untuk perempuan dan anak-anak,” tegasnya. Panggilan untuk bertindak ini menjadi harapan agar semua pihak dapat memperjuangkan hak dan keselamatan perempuan serta anak di daerah tersebut.

Baca Juga : Ratusan Warga Gelar Demo di Polsek Indramayu, Tuntut Penahanan Maling yang Dilepas

Tips Dan Trick Cara Cuan Dengan Cepat Menggunakan E-Wallet DANA