
Taliban Larang Keras Wanita di Afghanistan, Bekerja Untuk PBB
April 5, 2023
Taliban Larang Keras Wanita di Afghanistan, Bekerja Untuk PBB
Taliban larang keras perempuan Afghanistan untuk bekerja dari menjadi staff di PBB-Perserikatan Bangsa-Bangsa hingga bekerja di seluruh negeri, Pada Rabu (15/4), para staf wanita Afghanistan di PBB dilarang bekerja di provinsi Nangarhar wilayah bagian timur.
Dalam hal ini, PBB memperingatkan otoritas Taliban bahwa program bantuannya tidak mungkin dilakukan tanpa para stafnya tersebut.
Sebelumnya pada bulan Desember lalu, pejabat Taliban memerintahkan semua LSM asing dan dalam negeri untuk menghentikan tenaga kerja wanita di seluruh negeri yang dilanda krisis.
Beberapa LSM pun terpaksa menangguhkan seluruh operasinya sebagai protes, menambah kesengsaraan pada 38 juta warga Afghanistan, setengah dari mereka diketahui menghadapi kelaparan.
Setelah berhari-hari memperdebatkan masalah ini, disepakati bahwa wanita yang bekerja di sektor bantuan kesehatan akan dikecualikan dari dekret tersebut.
Staf PBB, termasuk mereka yang bekerja di sektor bantuan, tidak terikat oleh larangan yang dibuat Taliban tersebut.
Namun pada Selasa (4/4), misi Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afghanistan (UNAMA) mengatakan staf wanita nasional PBB telah dicegah untuk melaporkan diri bekerja di provinsi timur Nangarhar.
Dalam pernyataan singkat di Twitter, UNAMA mengekspresikan kekhawatiran yang sangat serius.
Kami mengingatkan pihak yang berwenang bahwa entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak dapat beroperasi dan memberikan bantuan yang menyelamatkan nyawa tanpa staf wanita,” tulis cuitan tersebut.
Zabihullah Mujahid Juru bicara pemerintah Taliban mengatakan bahwa ia sedang mencari informasi tentang masalah ini.
Kepala UNAMA Roza Otunbayeva, pada Bulan lalu, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa ia khawatir pemerintah Taliban dapat memperluas larangan yang diberlakukan pada wanita yang bekerja untuk LSM ke staf wanita PBB.
Sejak Taliban kembali berkuasa pada Agustus 2021 setelah penarikan pasukan AS dan NATO, pemerintah Taliban telah memberlakukan interpretasi Islam yang ketat.
Pihak berwenang telah melarang remaja perempuan dari sekolah menengah, wanita dipecat dari banyak pekerjaan pemerintah, dicegah melakukan perjalanan tanpa kerabat laki-laki, dan diperintahkan untuk menutupi diri di luar rumah, idealnya dengan burqa.
Wanita juga dilarang belajar di universitas dan tidak diizinkan memasuki taman atau kebun.
PBB mengecam dan menilai kebijakan Taliban itu dapat dianggap sebagai kejahatan kekerasan gender.
Baca Juga : Sebuah Kuil Hindu di India Ambruk, 35 Orang Dilaporkan Tewas
Simak Juga : Situs Daftar Slot Anti Rungkat Mudah Menang Terpercaya 2023
Situs slot online dengan random 100 akun VIP Tiap harinya, Depo pertama di jamin langsung maxwin. Depo dana dan pulsa tanpa potongan. Rekomendasi banget dengan persentase menang tinggi.