
Kathleen Folbigg Pembunuh Bayi Bebas, Usai di Penjara 20 Tahun
June 6, 2023 0 By Majalahbet
Kathleen Folbigg Pembunuh Bayi Bebas, Usai di Penjara 20 Tahun
Seorang ibu warga Australia yang bernama Kathleen Folbigg yang melakukan kejahatan dengan membunuh empat buah hatinya yang masih bayi akan di bebaskan atas hukumannya yang telah ia jalani selama 20 tahun.
Penantian panjang ibu Kathleen Folbigg untuk bebas kini terwujud.
Pada Senin (5/6), wanita yang telah berusia 55 tahun itu resmi diampuni dan dibebaskan setelah 20 tahun dipenjara karena dituding membunuh empat bayinya.
Kasus ini menjadi cobaan yang mengerikan bagi semua orang yang bersangkutan dan saya berharap bahwa tindakan kita hari ini bisa menutup perkara 20 tahun ini,” ungkap Jaksa Agung New South Wales Michael Daley saat konferensi pers, pada Senin (5/6).
Jalan panjang Folbigg mencapai keadilan ini dimulai sejak Tahun 2003, Kala itu dia dinyatakan bersalah atas tiga tuduhan pembunuhan dan satu pembunuhan tak disengaja seiring dengan kematian empat bayinya sejak 1989.
Anaknya yang pertama meninggal pada 1989, selang 19 hari setelah ia lahir dari hasil satu tahun pernikahannya dengan Craig Folbigg.
Di tahun berikutnya, putra keduanya, Patrick, meninggal dunia di usia delapan bulan, yang Disusul putrinya Sarah, di dua tahun kemudian saat Sarah berusia 10 bulan dan Laura di usia 18 bulan pada Tahun 1999.
Dalam setiap kasus, Folbigg adalah orang yang selalu menemukan mayat anak-anaknya, Tak pernah ada bukti fisik yang menunjukkan bahwa dia lah yang membunuh keempat anaknya.
Meski begitu, juri percaya bahwa keempat bayi Folbigg tak mungkin meninggal hanya karena sebab alamiah, alasan yang selalu dipakai untuk membuktikan ketidakbersalahannya.
Sebab berdasarkan argumen jaksa penuntut umum, peluang bayi meninggal sebelum menginjak usia 2 tahun sangat rendah dibandingkan peluang babi yang terbang.
Kecurigaan terhadap Folbigg juga diperkuat oleh catatan buku hariannya, yang ditafsirkan juri sebagai pengakuan dari rasa bersalah Folbigg karena telah berbuat jahat kepada anak-anaknya.
Hari kematian Laura, putri keempatnya, merupakan awal mula penyelidikan terhadap Folbigg, Penyelidikan itu berjalan lebih dari dua tahun sebelum Folbig ditangkap dan divonis hukuman.
Selama penyelidikan, kehidupan rumah tangganya berantakan, Suami Folbigg, Craig, bekerja sama dengan polisi untuk mengusut kasus dugaan pembunuhan tersebut.
Sang suami menemukan buku harian istrinya yang selanjutnya diserahkan kepada polisi, Menurut jaksa, buku itu berisi pikiran terdalam seorang ibu yang disiksa oleh rasa bersalah atas peran dia dalam kematian anak-anaknya.
Kendati begitu, hasil pemeriksaan terhadap bayi-bayi itu menunjukkan tak ada bukti bahwa mereka mati lemas akibat siksaan, Meski tak ada bukti fisik, Folbigg tetap jadi pihak yang tertuduh.
Pada Tahun 2003, hakim pun memutuskan Folbigg dibui selama 40 tahun penjara, Putusan itu diambil berdasarkan pertimbangan masa lalu Folbigg yang kelam, yakni ayahnya pernah membunuh ibunya ketika dia berusia 18 bulan.
Karena kasus tersebut, Folbigg dibesarkan di panti asuhan.
Menurut dokumen pengadilan, Hakim Graham Barr mengatakan prospek rehabilitasi Folbigg “bisa diabaikan.”
“Dia akan selalu berbahaya jika diberi tanggung jawab untuk merawat anak, “Itu tidak boleh terjadi, ungkapnya.
Meski begitu, pada 2019, penyelidikan terhadap Folbigg kembali dibuka dan hasilnya menunjukkan tak ada keraguan yang masuk akal bahwa ibu empat anak itu telah melakukan kejahatan.
Penyelidikan lain juga dimulai tahun lalu setelah bukti ilmiah baru muncul, di mana hasilnya memberikan penjelasan genetik atas kematian anak-anak tersebut.
Dewan yang membantu penyelidikan Sophie Callan, sempat mengatakan bahwa “di seluruh bukti sebelum penyelidikan ini, ada keraguan yang masuk akal mengenai kesalahan Folbigg, Saat closing submission, dia juga mengindikasi bahwa dirinya “terbuka untuk penyelidikan guna menyimpulkan adanya keraguan yang masuk akal mengenai kesalahan Folbigg.
Menurut Callan, ada “bukti ahli persuasif” bahwa Patrick kemungkinan meninggal karena kelainan neurogenetik yang membuatnya epilepsi.
Mantan hakim agung negara bagian, Thomas Bathurst, juga mengatakan Sarah dan Laura kemungkinan mengidap mutasi genetik yang dikenal sebagai CALM2-G114R yang menjadi penyebab kematian mereka.
Kemudian, sehubungan dengan kematian Caleb alias anak keempatnya, Bathurst menemukan bahwa “bukti kebetulan dan kecenderungan yang merupakan inti kasus Crown (2003) hilang.
Dia pun mengatakan buku harian yang digunakan pengadilan untuk menjerat Folbigg pada hakikatnya ialah tulisan-tulisan seorang ibu yang berduka dan mungkin depresi hingga menyalahkan dirinya sendiri atas kematian setiap anaknya.
Hal-hal inilah yang kemudian mendorong Jaksa Agung New South Wales Michael Daley turun tangan untuk merekomendasikan kepada gubernur negara bagian untuk mengampuni Folbigg tanpa syarat dan untuk membebaskan dia, Tak lama setelah itu, Folbigg pun akhirnya dibebaskan dari lembaga pemasyarakatan (lapas) Clarence, setelah pukul 11.00 pagi waktu setempat.
Baca Juga : Eks Kades Pakai Dana Desa Buat Open BO, Berakhir di Penjara
Simak Juga : Situs Daftar Slot Anti Rungkat Mudah Menang Terpercaya 2023
Situs slot online dengan random 100 akun VIP Tiap harinya, Depo pertama di jamin langsung maxwin. Depo dana dan pulsa tanpa potongan. Rekomendasi banget dengan persentase menang tinggi.