
Mantan Eksekutif Yahoo Bunuh Ibunya, Setelah Dipengaruhi ChatGPT, Chat Terakhir Jadi Sorotan
September 2, 2025Majalahbet, Jakarta – Mantan eksekutif Yahoo, Stein-Erik Soelberg (56), mengakhiri hidupnya sendiri setelah ibunya, Suzanne Eberson Adams (83), meninggal dunia. Media melaporkan bahwa sebelum kejadian ini, Soelberg melakukan percakapan panjang dengan chatbot kecerdasan buatan (AI) ChatGPT. Peristiwa ini menimbulkan diskusi tentang bagaimana teknologi AI dapat memengaruhi kondisi emosional pengguna.
Polisi Menemukan Kedua Korban di Rumah
Polisi menemukan Soelberg dan ibunya di rumah Adams di Old Greenwich, Connecticut, pada 5 Agustus. Penyelidikan awal menunjukkan Soelberg mengalami tekanan emosional yang berat. Percakapan terakhirnya dengan ChatGPT membahas kekhawatiran pribadi dan pengalaman hidupnya. Chatbot memberikan tanggapan yang bersifat menenangkan, namun percakapan itu memicu perhatian publik terkait penggunaan AI dalam situasi sensitif.
Soelberg Bagikan Percakapan AI di Media Sosial
Media melaporkan bahwa Soelberg pernah membagikan video percakapannya dengan ChatGPT di Instagram dan YouTube beberapa bulan sebelumnya. Ia memberi nama chatbot itu “Bobby” dan menulis pesan pribadi mengenai harapan dan hubungan emosional. Percakapan ini menunjukkan interaksi intens antara manusia dan AI, yang kemudian menjadi sorotan di media internasional.
Latar Belakang Emosional dan Keluarga
Soelberg mengalami perceraian pada 2018 yang menimbulkan tekanan emosional. Mantan istrinya memperoleh perintah pengadilan yang mengatur batasan tertentu terkait pertemuan dengan anak-anak mereka. Para ahli psikologi menekankan bahwa individu yang menghadapi tekanan emosional berat perlu dukungan profesional, bukan hanya dari sumber digital.
OpenAI Beri Tanggapan dan Langkah Pengamanan
OpenAI menyatakan duka mendalam atas kejadian tersebut dan menghubungi pihak berwenang. Perusahaan berkomitmen meningkatkan perlindungan pengguna dengan menambahkan protokol agar chatbot dapat menangani percakapan sensitif secara aman, mengurangi respons yang terlalu mendukung tanpa konteks, dan menambahkan panduan agar pengguna dapat diarahkan ke bantuan profesional ketika mengalami tekanan emosional.
Diskusi Publik dan Kasus Serupa
Kasus ini memicu diskusi mengenai penggunaan AI untuk dukungan emosional. Media melaporkan bahwa beberapa keluarga lain juga menyoroti pentingnya pengawasan orang dewasa saat anak-anak atau remaja berinteraksi dengan chatbot AI. Para pakar menekankan perlunya edukasi digital dan dukungan psikologis yang tepat bagi pengguna teknologi.ChatGPT
Baca Juga : Pria di OKU Tewas Dikeroyok Satu Keluarga, Polisi Tangkap