
Ketatnya Aturan Masuk ke AS, Inggris dan Jerman Perbarui Peringatan Perjalanan
Maret 23, 2025Majalahbet, Jakarta – Inggris dan Jerman baru-baru ini mengeluarkan peringatan perjalanan yang lebih ketat bagi warganya yang berencana menuju Amerika Serikat. Peringatan ini muncul setelah adanya pembaruan informasi terkait persyaratan masuk dan visa bagi pelancong yang ingin masuk ke AS. Pemerintah Inggris, melalui Kementerian Luar Negeri, mengingatkan bahwa siapa pun yang menuju AS harus mematuhi ketentuan masuk dan visa yang berlaku.
Penegakan Ketat Aturan Masuk AS
Pemerintah Inggris menegaskan bahwa otoritas AS sangat ketat dalam menegakkan aturan masuk, dan pelanggaran bisa berakibat pada penangkapan atau penahanan. Peringatan ini memperingatkan bahwa “Anda harus mematuhi semua ketentuan masuk, visa, dan ketentuan lainnya.” Ini menjadi pembaruan dari peringatan sebelumnya yang hanya menekankan penegakan aturan tanpa menyebutkan risiko penahanan.
Jerman Ikuti Langkah Inggris, Perketat Informasi Perjalanan
Selain Inggris, Jerman juga memperbarui peringatannya. Kementerian Luar Negeri Jerman mengungkapkan bahwa warga negara Jerman kini tidak dapat lagi mengandalkan visa atau ESTA (Electronic System for Travel Authorization) sebagai jaminan untuk masuk ke AS. Meski memiliki visa atau ESTA yang sah, warga Jerman tetap bisa ditahan atau dilarang masuk, tergantung keputusan petugas perbatasan AS.
Penahanan di Perbatasan AS
Peringatan ini dikeluarkan setelah sejumlah insiden terkait penahanan warga Jerman di perbatasan AS. Salah satu insiden melibatkan seorang pria berusia 25 tahun yang ditahan di perbatasan AS-Meksiko dan dibawa ke pusat deportasi dalam kondisi terantai. Selain itu, seorang warga Jerman yang tinggal di AS juga ditangkap di Boston dan ditahan selama seminggu.
Pengaruh Pembaruan Informasi terhadap Pelancong
Pemerintah Jerman juga menyarankan pelancong untuk membawa bukti perjalanan pulang, seperti tiket pesawat, ketika memasuki AS. Namun, mereka menegaskan bahwa tidak ada cara hukum untuk membatalkan keputusan penolakan masuk, dan kedutaan Jerman tidak dapat mempengaruhi keputusan tersebut.
Kasus Ilmuwan Prancis dan Penolakan Masuk AS
Perubahan kebijakan ini juga terkait dengan sejumlah laporan, termasuk kasus seorang ilmuwan Prancis yang ditolak masuk ke AS. Ilmuwan tersebut ditolak karena adanya pesan teks di teleponnya yang mengkritik Presiden Donald Trump. Menteri Pendidikan Tinggi Prancis, Philippe Baptiste, mengungkapkan bahwa penolakan tersebut didasarkan pada pandangan pribadi ilmuwan mengenai kebijakan Trump yang ada dalam percakapan di teleponnya.
Pembaruan peringatan perjalanan ini mengindikasikan bahwa otoritas AS semakin ketat dalam menegakkan kebijakan imigrasi dan peraturan perjalanan, yang berdampak pada banyak pelancong internasional.
Baca Juga : Korsel Umumkan Status Bencana Nasional Akibat Kebakaran Hutan, Empat Tewas
Tips Dan Trick Cara Cuan Dengan Cepat Menggunakan E-Wallet DANA