China Bersama Rusia Tetap Saling Dukung, Walau Diancam NATO
June 19, 2024Majalahbet, Jakarta – China bersama Rusia dan tetap di pihak Rusia walaupun telah diancam oleh Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg. Yang Menegaskan China akan konsekuensi yang harus dihadapinya jika tetap dan terus memberikan dukungan pada Rusia.
Stoltenberg menuduh China memperburuk konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Gara-garanya, China dinilai memberikan dorongan besar-besaran untuk membangun kembali industri pertahanan Rusia.
“Presiden Xi Jinping telah mencoba menciptakan kesan bahwa ia mengambil peran di belakang dalam konflik ini, untuk menghindari sanksi dan menjaga perdagangan tetap lancar,” ungkap Soltenberg.
Tapi kenyataannya, lanjut Stoltenberg, China selalu memicu konflik bersenjata di Eropa sejak Perang Dunia II.
Namun pada saat yang sama, China juga ingin menjaga hubungan baik dengan Barat. “China tak bisa melakukan dua arah. Pada titik tertentu, sekutunya perlu mengambil risiko. Harus ada konsekuensinya,” sambung Stoltenberg.
Namun, China berargumen bahwa pihaknya tak pernah mengirimkan bantuan-bantuan yang ‘mematikan’ kepada kedua pihak. Mereka mengklaim pihaknya tak sama seperti Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya yang secara tegas memberikan bantuan kepada kedua negara.
Bulan depan, NATO bakal merayakan hari jadinya yang ke-75. NATO bakal mengadakan pertemuan puncak di Washington, Amerika Serikat.
Pertemuan itu bertujuan untuk mengirimkan pesan dukungan jangka panjang yang tegas bagi Ukraina.
Hal ini akan dilakukan jelang Pemilu AS pada November mendatang.
“Semakin kredibel dukungan jangka panjang kami, semakin cepat Rusia menyadari bahwa mereka tidak bisa menunggu kami keluar,” ujar Stoltenberg. “Ini mungkin tampak seperti sebuah paradoks, namun jalan menuju perdamaian adalah lebih banyak senjata bagi Ukraina,” tambahnya.
Baca Juga : Rusia Kirim Kapal Selam Nuklir Ke Kuba, AS Pun Mulai Waspada